Sabtu, 26 November 2020, tepat 16 tahun yang lalu gempa berkekuatan 9,1 hingga 9,3 Mw yang diikuti tsunami tersebut menghantam Aceh. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) saat itu menyatakan bahwa tsunami Aceh merupakan bencana kemanusiaan terbesar yang pernah terjadi. Bagaimana tidak, korban dari tsunami ini berdasarkan data American Association for the Advancement of Science (AAAS) mencatat setidaknya 283.000 orang kehilangan nyawa. Kejadian ini meninggalkan pelajaran dan menginspirasi banyak pihak. Dampak tsunami 2004 terparah dilaporkan terjadi di Kota Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Barat, dan Aceh Jaya. Tsunami 2004 ini juga menerjang beberapa wilayah lain yang berada di sebelah timur Aceh seperti Pidie, Bireuen dan Lhokseumawe. Sejak kejadian ini, mitigasi bencana semakin menjadi sorotan bagi banyak pihak.
Selain korban jiwa, tsunami yang melanda Aceh ini juga memberikan dampak di beberapa sektor lain. Seperti sektor konstruksi yag berupa fasilitas kesehatan, pelabuhan, jalan, sekolah, tempat ibadah dan kantor-kantor pemerintahan. Dampak lain juga dirasakan oleh sektor perikanan yang mempengaruhi perekonomian para nelayan. Akibat bencana alam dan juga turunnya permukaan daratan pasca gempa juga mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap garis pantai. Pada sektor pertanian, hampir seluruh wilayah perkebunan dan persawahan mengalami kerusakan. Sedangkan pada sektor non struktural, bencana ini meninggalkan trauma bagi banyak orang.
Secara geografis, Provinsi Aceh memang terletak di antara lempeng benua Eurasia dan lempeng benua Indo-Australia yang menjadikannya sebagai kawasan tektonik aktif. Tsunami yang terjadi diakibatkan oleh patahan di dasar laut yang menimbulkan gelombang tsunami di sepanjang lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Gempa bumi yang terjadi di barat perairan Aceh ini mempunyai patahan yang panjang sampai dengan Laut Andaman, patahan tersebut termasuk patahan terpanjang dalam sejarah (The National Science Foundation, 2005). Penjalaran dari gelombang tsunami ini dapat terpantau di beberapa Negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Myanmar. Kemudian juga terpantau di beberapa Negara Asia Selatan seperti Sri Lanka, Maldives, dan India. Dan juga terpantau di beberapa Negara di Pantai Timur Benua AFrika, yaitu Somalia dan Seychelles.
Peringatan 16 tahun tsunami Aceh kali ini dilakukan secara sederhana mulai dari zikir, doa bersama, pemutaran video ucapan selamat dari Forkopimda pembacaan ayat suci al-Quran dan shlawat badar, santuan anak yatim hingga tausyiah agama. kegiatan tahunan itu diselenggarakan sesuai dengan Protokol Kesehatan yang digelar di Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh dan juga disiarkan langsung melalui kanal youtube Disbudpar Aceh mulai pukul 8.00 WIB sehingga semua masyarakat dapat bersama-sama mengenang kejadian 16 tahun silam ini.
Penulis: Tasya Millenia