Memori Dua Tahun Pasca Tsunami Selat Sunda

tsunami-selat-sundak.jpg
Kondisi Pasca Tsunami Selat Sunda (Sumber: idntimes.com)

22 Desember 2018 menjadi duka yang mendalam bagi Indonesia, hal ini dikarenakan adanya peristiwa tsunami di Selat Sunda akibat letusan Anak Krakatau yang menghantam daerah pesisir Banten dan Lampung. Berdasarkan data yang di himpun dari BMKG, tsunami yang terjadi disebabkan oleh adanya longsor bawah laut dan pasang tinggi akibat letusan gunung Krakatau. BNPB mencatat 437 jiwa meninggal, 31.943 jiwa terluka dan 10 jiwa dinyatakan hilang dari kejadian ini.

Dua tahun lalu, tepatnya 22 Desember 2018 pukul 21:27 WIB, BMKG menyatakan terjadi tsunami di pesisir barat Banten dengan tidak adanta peristiwa tektonik. Tsunami ini dipicu oleh terjadinya longsoran 64 Ha di Gunug Krakatau. Dari hasil Tsunami yang diakibatkan bukan karena kejadian tektonik ini, menjadikannya tidak ada peringatan dari alat yang dimiliki oleh BMKG. Gunung Anak Krakatau merupakan salah sati gunung api di Indonesia yang muncul pada tahun 1927 setelah letusan Gunug Krakatau pada tahun 1883. Letusan gunung Krakatau juga tercatat sebagai salah satu yang mematikan sepanjang sejarah yang menewaskan lebih dari 30.000 jiwa. Keberadaannya di Selat Sunda menjadikan gunung ini menjadi salah satu penyebab terjadinya tsunami di sekitarnya. 

Dua tahun berlalu, kehidupan harus terus dijalani dan kejadian ini menjadi pembelajaran bagi banyak orang. Pemulihan ekonomi perlahan dimulai kembali, begitu pula perbaikan fasilitas yang ada. Upaya mitigasi bencana semakin menjadi center of point, karena bencana dapat dating kapan saja, mak persiapan dari diri kita adalah yang utama. 

Penulis: Tasya M

Leave a Reply