World Tsunami Awarness Day (Sumber: un.org)
Kebanyakan dari kita mungkin belum pernah mendengar kalimat “world tsunami awareness day” sebelumnya. Lalu, apa sih world tsunami awareness day? World tsunami awareness day adalah hari yang ditetapkan oleh PBB sebagai peringatan bencana tsunami di dunia yang jatuh pada tanggal 5 November untuk untuk mempromosikan budaya kesadaran tsunami global. Hal ini dilakukan melalui program pendidikan, komunikasi dan latihan evakuasi, meningkatkan koordinasi, kesiapan dan pemahaman tentang tsunami di antara warga dan komunitas di seluruh dunia.
Tanggal yang di tetapkan bukan tidak ada landasan, melainkan tanggal tersebut dipilih untuk mengingatkan kita pada tsunami yang terjadi di Desa Hiromura, Kishu-Wakayama pada 5 November 1854 yang dianggap sebagai awal mula perkembangan mitigasi bencana di dunia. Dimana semua penduduk selamat pada tsunami tersebut karena upaya Hamaguchi Goryo yang membakar simpanan Jerami padi paska panen sebagi upaya awareness preparedness. Peristiwa ini kemudian diikuti dengan pembangunan tanggul laut dari tanah dan pepohonan yang kemudian menyelamatkan penduduk setempat lagi pada tsunami yang terjadi 90 tahun setelah tanggul dan pohon tersebut dibuat. Lalu, bagaimana perkembangan di Indoensia, serta apa pembelajaran dan upaya yang di lakukan setelah kejadian Gempa-Tsunami di Indonesia? Mari kita bahas.
2004, tsunami Aceh yang merupakan bencana gempa dan tsunami terbesar dan terburuk dalam satu abad untuk Indonesia dari kawasan Indian Ocean memberikan banyak pembelajaran bagi Indonesia. Misalnya tentang betapa pentingnya mempertimbangkan pembangunan kawasan yang aman dan wake up call untuk tsunami early warning system dan pengurangan resiko bencana. Setiap kejadian akan menimbulkan pembelajaran, sehingga dari bencana ini serangkaian tindakan sudah dilakukan seperti pembuatan jalur evakuasi, pembangunan tempat evakuasi sementara (TES), SOP peringatan dini tsunami, penguatan masyarakat, penataan kota dan lain sebagainya. Namun kepercayaan-kepercayaan yang berkembang di masyarakat menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah, sehingga upaya-upaya yang sudah dilakukan saat eksekusi di lapangan menjadi kurang maksimal.
Ada beberapa poin yang wajib untuk dipertimbangkan sebagai upaya penguatan resiko bencana tsunami di Indonesia adalah sebagai berikut:
- Lead-time tsunami sangat pendek
Yang dimaksud adalah jarak waktu antara gempa dan tsunami di Indonesia sangat pendek, yaitu sekitar 10 menit.
- Mengindra tsunami dan evakuasi mandiri
Indra tsunami dapat kita pelajari dari kejadian-kejadian tsunami sebelumnya, sehingga hal ini dapat membantu dalam pelaksanaan evakuasi mandiri yang diharapkan mampu meningkatkan mitigasi bencana.
- Tata ruang wilayah pantai
Belajar dari tsunami Palu dan Krakaau di tahun 2018, yang mana tsunami yang terjadi tidak terlalu besar namun menelan korban jiwa yang tinggi akibat banyaknya warga yang tinggal di wilayah bibir pantai
- Shelter komunitas
Ketika suatu wilayah bibir pantai sudah terlanjur berpenghuni dan tidak bisa di pindahkan, maka shelter komunitas dapat digunakan sebagai lokasi sementara tempat penyelamatan diri.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 93 Tahun 2019 Tentang Penguatan dan Pengembangan Sistem Informasi Gempa Bumi Dan Peringatan Dini Tsunami menjadi acuan dalam memperhatikan bencana Tsunami dan Gunung Api. Sistem Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami yang dimaksud adalah komponcn yang secara teratur saling berkaitan schingga mcmbcntuk suatu totalitas yang mencakup pengamatan gejala bencana, analisis hasil pengamatan, dan penyebarluasan hasil analisis, berupa informasi gempa bumi tektonik dan/atau vulkanik yang berasal dari gunung berapi di laut serta peringatan dini tsunami guna pengambilan keputusan serta pengambilan tindakan oleh masyarakat. Dengan adanya upaya-upaya yang dilakukan ini, maka harapannya Indonesia dapat menjadi Negara yang lebih siap dalam menghadapi bencana Tsunami dan Gunung Api.
Penulis: Tasya Millenia