Kamis (03/12/2020), merupakan earthquake volume 8 yang dilakukan oleh Center for Earthquake Science and Technology (CEST) ITB yang mengundang pemateri Prof. Phil R. Cummins seagai Profesor Natural Hazards di Australian National University (ANU’s Research School of Earth Sciences). EQ-Talk ke 8 ini mengangkat tajuk “Earthquakes and Tsunamis Caused by low-angle Normal Faulting in the Banda Sea, Indonesia”.
Pada welcoming remarks, Dr. Irwan Meilano selaku Ketua CEST ITB menyampaikan EQ talk kali ini dilaksanakan atas latar belakang Indonesia yang merupakan Negara dengan garis pantai terbesar kedua di dunia. Hal ini meningkatkan potensi tsunami di Indonesia, ditambah dengan tantangan tektonik yang kompleks. Beliau berharap dari EQ Talk kali ini dapat memberikan banyak pembelajaran bagi semua yang hadir, terutama mengenai insight Tsunami di Laut Banda Indonesia.
Prof. Phil R. Cummins dalam presentasinya menyampaikan bahwa Banda arc merupakan wilayah yang sangat kompleks, di dominasi oleh gempa yang dalam dan dalam sejarahnya pernah terjadi dua kali tsunami besar pada tahun 1629 dan 1852. Gempa yang besar ini dapat memicu mud volcano yang ada. Prof. Phil juga menyampaikan bahwa dari hasil penelitiannya dan tim, gempa megathrust raksasa tidak mungkin terjadi di luar busur “megathrust”nya. Tsunami yang terjadi ini kemungkinan besar terjadi karena adanya longsoran di tepi Weber yang dalam yang dipicu oleh gempa bumi. Dari hasil penemuan ini, harapannya dapat menjadi acuan ataupun referensi untuk Pusat Studi Gempa Nasional dalam melakukan pembaruan peta seismik hazard di Indonesia serta memberikan insight baru bagi semuanya.
Penulis: Tasya Millenia