Rabu (23/ 09/ 2020), Earthquake talk volume 4 ini mendapatkan banyak respon dan dihadiri oleh first author, co author dan peserta dari berbagai latar belakang pendidikan. Diskusi ini membahas publikasi riset kegempaan terbaru di nature science report dari Prof. Sri Widayantoro, M.Sc., Ph.D, IPU selaku Profesor kegempaan di Teknik Geofisika Institut Teknologi Bandung dan ketua di pusat studi kegempaan nasional beserta tim nya, dengan judul yang di angkat “Implications for Megathrust Earthquakes and Tsunamis from Seismic Gaps South of Java Indonesia“. Scientific Reports ini merupakan penerbitan ilmiah internasional Springer Nature yang menerbitkan jurnal akademik, majalah, database online, dan layanan di bidang sains dan kedokteran.
Publikasi ini merupakan hasil riset multidisiplin yang ditawarkan oleh ITB yang di latar belakangi oleh adanya seismisity gap di Selatan Jawa yang dikelilingi oleh daerah dengan sismisitas yang tinggi. Kemudian juga adanya berita yang sering kali muncul membahas mengenai Selatan Jawa yang memiliki potensi gempa besar dan tsunmai tinggi, namun tanpa adanya jurnal ataupun penelitian yang di publikasi. Dengan latar belakang tersebut, maka penelitian ini dilakukan menggunakan metode relokasi data katalog BMKG, inversi data GPS, dan tsunami modeling. Dari penelitian ini kemudian di dapatkan bahwa segmen Selatan Jawa bagian Barat dan segmen Selatan Jawa bagian Timur bila longsor secara bersamaan memiliki potensi membangkitkan gelombang sekitar 12 hingga 20 meter. Penelitian ini kemudian di respons oleh LIPI yaitu perlunya untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dengan marine survey sehingga dapat menyempurnakan penelitian ini guna merepresentasikan model longsoran bawah laut jika terjadi gempa besar.
Prof. Sri Widayantoro atau kerap di sapa Prof. Ilik dan tim menyampaikan harapannya dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan masukan dalam mengambil keputusan dan kebijakan bagi yang berwenang sehingga dapat membantu dalam mitigasi bencana tsunami di wilayah Selatan Jawa.
Penulis: Tasya Millenia